Label

kata bijak

suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga, namun juga lebih berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apa-apa -George Bernard Shaw-

i love islam


komen disini :)

Followers

clock

profil

Foto saya
simple , just an ordinary girl :) seorang anak yg baru saja lulus SMA , dan selanjutnya akan menjadi salah satu mahasiswa di universitas diponegoro , semarang . that's it :)

bismillah



Powered By Blogger

Laskar BODEN POWELL

Laskar BODEN POWELL

SEO Meta Tag Analyzer

Minggu, 27 Juni 2010

Gadget penting gak sih ???


“Apa pun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (Q.S. Asy Syura 42:36). Penggalan ayat diatas mungkin akan mengingatkan kita akan kenikmatan-kenikmatan duniawi yang kadng membuat kita melupakan Allah yang Maha Esa.

Di era digital ini, banyak sudah berbagai macam gadget yang berkembang semakin canggih. HP, camdig, iPod, PDA, notebook, Laptop, komputer, dll dijual murah di kalangan masyarakat. Anggapan bahwa orang kaya yang mampu membeli berbagai macam gadget tersebut, sekarang adalah salah besar. Hampir dari semua kalangan mampu membelinya. Contohnya, saat ini sudah tidak asing melihat siswa-siswi berseliweran dengan menenteng Laptop ataupun notebook. Tidak jarang pula siswa yang mempunyai hape dengan fitur-fitur yang canggih (spt kamera, internet, chating, dll). Mulai yang SD sampai mahasiswa, hampir semua punya gadget canggih. Kata mereka sih, gadget membantu banget dalam kehidupan mereka. Katanya untuk memudahkan buat ngerjain tugaslah, untuk memudahkan berkomunikasilah. Hmmm... apa iya?? Inilah yang membahayakan bagi fungsi gadget sendiri.

Sayangnya, tidak semua orang menggunakan gadget untuk hal positif. Ada pula yang menggunakannya untuk hal-hal yang tidak baik. Contohnya adalah untuk membuat, mendownload, melihat gambar-gambar atau video porno. Apalagi bila pelakunya adalah anak yang masih dibawah umur, haduhh, ampun banget gitu... masih kecil, tapi udah berani ngeliat sesuatu yang belum pantas.Dulu, gadget-gadget diatas adalah termasuk barang-barang dalam kebutuhan tersier (barang mewah), tapi sekarang, secara otomatis gadget-gadget diatas udah naik tingkatan menjadi kebutuhan primer.



Ini dapat saya contohkan saat sekolah saya mengadakan kegiatan pondok ramadhan selama bulan puasa. Kebetulan saat itu saya adalah salah satu panitianya. Kegiatan ini dilaksanakna dengan menginap selama tiga di sekolah, dan salah satu peraturannya adalah “dilarang membawa Hape, iPod ataupun walkman”. Hal itu dimaksudkan dengan tujuan agar mereka dapat benar-benar merasakan nikmatnya hidup di pondok. Peraturan yang simpel menurut saya. Tapi buktinya, masih banyak yang anak yang tertangkap basah membawa Hape ataupun iPod. Saat saya tanya mengapa nekat membawa benda-benda tersebut, tidak hanya satu anak yang bilang, “Lha saya gak bisa hidup tanpa Hape lho ukhti, Hape itu udah segalanya bagi saya.” (naudzubillahimindzalik....) Sungguh miris mendengar pernyatan itu, seharusnya KITA ITU GAK BISA HIDUP TANPA ALLAH, karena ALLAH adalah SEGALANYA... bukan tanpa Hape. Betul gak?

Saya tahu, semua kembali ke individu masing-masing dan saya percaya tidak semua orang seperti itu. Seharusnya, orang tua dalam memfasilitasi anaknya cukup dengan disesuaikan kebutuhan yang diperlukan. Bukan, bergantung opada mahalnya atau paling canggihnya gadget-gadget yang ada (yang kemudian akan menimbulkan adanya persaingan teknologi atau sebagai ajang pamer). Jadi skala prioritas dalam memfasilitasi anaknya adalah dengan menlihat butuh/tidaknya, sesuai/tidaknya dengan usia/ kebutuhan anak-anak jaman sekarang.

0 komentar: